BAB I
PENDAHULUAN
Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah
terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Satuan tekanan yang standar
hampir selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa (mmHg) karena manometer air
raksa telah dipakai sejak lama sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan
darah. Bila seseorang mengatakan bahwa takanan dalam pembuluh darah 50 mmHg,
hal itu berarti bahwa daya yang dihasilkan cukup untuk mendorong kolam air
raksa melawan gravitasi sampai tinggi 50 milimeter. Bila tekanan adalah 100 mmHg, kolam air raksa
akan didorong setinggi 100 milimeter
Aliran darah berarti jumlah darah yang mengalir melalui suatu
titik tertentu di sirkulasi darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu,
sirkulasi dalam periode waktu tertentu. Biasanya aliran darah dinyatakan dalam
milliliter per menit atau liter per menit, tetapi dapat juga dinyatakan dalam
milliliter per detik atau setiap satuan aliran lainnya.
Secara keseluruhan aliran darah pada sirkulasi total orang
dewasa dalam keadaan istirahat adalah sekitar 5000 ml/menit. Aliran darah ini
disebut curah jantung karena merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh
jantung setiap menitnya.
Kecepatan aliran darah yang melewati sebagian besar jaringan
dikendalikan oleh respon dari kebutuhan jaringan terhadap zat makanan. Jantung
dan sirkulasi selanjutnya dikendalikan untuk memenuhi curah jantung dan tekanan
arteri yang sesuai agar aliran darah yang mengalir di jaringan sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan.
Fungsi arteri adalah untuk mentraspor darah ke jaringan
dibawah tekanan yang tinggi. Karena alasan inilah, arteri mempunyai dinding
pembuluh darah yang kuat, dan darah mengalir dengan kecepatan yang tinggi di
arteri.
Arteriol
merupakan cabang-cabang kecil yang terakhir dari sistem arteri dan berfungsi
sebagai saluran kendali untuk menentukan darah yang akan dilepaskan ke kapiler.
Arteriol memiliki dinding otot yang kuat sehingga dapat menutup arteriol secara
total, atau dengan berelaksasi dapat mendilatasi arteriol hingga beberapa kali
lipat, sehingga mempunyai kemampuan untuk sangat mengubah aliran darah di dasar
setiap jaringan sebagai respon terhadap kebutuhan jaringan.
Fungsi
kapiler adalah untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormone, dan
bahan-bahan lainnya antara darah dan cairan interstisal. Untuk dapat melakukan
peran ini, dinding kapiler bersifat sangat tipis dan memiliki banyak pori-pori
kapiler yang kecil, yang permeable terhadap air dan zat bermolekul kecil
lainnya.
Venula
mengumpulkam darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung menjadi vena yang
semakin besar.
Vena
berfungsi sebagai saluran untuk mengangkut darah dari venula kembali ke jantung
yang sama pentingnya, vena berperan sebagai penampung utama darah ekstra. Karena tekanan di sistem vena sangat rendah, dinding vena
sangat tipis. Meskipun demikian, dindingnya mempunyai otot yang cukup untuk
dapat berkontraksi atau melebar, dan dengan demikian dapat berperan sebagai
penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan, baik dalam jumlah kecil atau
besar, bergantung pada kebutuhan sirkulasi.
Sekitar 84% dari seluruh volume darah di dalam tubuh
terdapat di sirkulasi sistemik, dan 16%
di dalam jantung dan paru. Dari 84%
di sirkulasi sistemik, 64 % di vena, 13% di arteri dan 7% di arteriol sistemik
dan kapiler. Jantung mengandung 7% darah sedangkan pembuluh darah paru
mengandung 9%.
Yang sangat mengherankan adalah randahnya volume darah di
kapiler. Padahal, disinilah terjadinya fungsi yang paling penting dari
sirkulasi, yaitu zat-zat berdifusi keluar dan masuk antara darah dan jaringan.
Bila semua pembuluh darah sistemik dari masing-masing
jenis di sejajarkan maka rata-ratanya menunjukan bahwa luas penampang vena jauh
lebih besar daripada arteri yaitu 250 dengan 40 yang dimana rata-ratanya
sekitar empat kali dari arteri yang sepadan. Hal ini menunjukkan mengapa
penyimpanan darah terjadi lebih banyak di sistem vena dibandingkan dengan sistem
arteri.
Karena volume darah yang sama harus mengalir melewati
setiap bagian sirkulasi dalam setiap menitnya, kecepatan aliran darah
berbanding terbalik dengan luar penampang pembuluh darah. Jadi, dalam keadaan
istirahat, kecepatan rata-rata sekitar 33cm/detik di aorta, tetapi hanya 1/1000
kecepatannya di kapiler, sekitar 0,3 mm/detik. Akan tetapi karena kapiler
mempunyai panjang hanya 0,3 mm samapai 1 milimeter, darah hanya berada di
kapiler selama 1 sampai 3 detik.
Karena jantung memompa darah secara kontinu ke dalam
aorta, tekanan rata-rata aorta menjadi tinggi, rata-rata sekitar 100 mmHg.
Demikian juga, karena pemompaan oleh jantung bersifat pulsatil, tekanan arteri
berganti-ganti antara tekanan sistolik 120 mmHg dan nilai diastolik 80 mmHg.
Tekanan Sistolik adalah tekanan darah yang terukur saat
jantung berdetak atau memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan Tekanan Diastolik
adalah tekanan darah yang terukur saat jantung istirahat diantara diastolik.
Auskultasi, adalah sebuah istilah kedokteran, di mana
seorang dokter mendengarkan suara di dalam tubuh pasien. Biasanya
jantung, paru, dan usus dapat
diauskultasi untuk mendapatkan informasi fungsinya.
Palpasi ialah metode pemeriksaan di mana penguji merasakan ukuran, kekuatan, atau letak
sesuatu (dari bagian tubuh di mana penguji ialah praktisi kesehatan) dengan
cara meraba dan menekan.
HASIL PRAKTIKUM
A. Tabel Hasil
Praktikum
1. Data pemeriksaan
denyut nadi, tekanan darah palpasi dan tekanan darah aukultasi
Nama Manusia
Coba
|
Denyut Nadi
|
Tekanan Darah Palpasi
|
Tekanan Darah Auskultasi
|
Aprillia Winda Rahmawati
|
1. 68 mmHg
|
1. 110 mmHg
|
1. 100/70
mmHg
|
2. 68 mmHg
|
2. 90 mmHg
|
2. 100/70
mmHg
|
|
3. 70 mmHg
|
3. 90 mmHg
|
3. 110/80
mmHg
|
|
Mean
|
68,6 mmHg
|
96,6 mmHg
|
103/73
mmHg
|
2. Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan
Tekanan Darah
Posisi
Tubuh
|
Denyut
Nadi
|
Tekanan
Sistolik
(Auskultasi)
|
Tekanan
Diastolik
(Auskultasi)
|
Berbaring
Telentang
|
1.
68 /menit
|
1.
100 /menit
|
1.
70 /menit
|
2.
68 /menit
|
2.
100 /menit
|
2.
70 /menit
|
|
3.
70 /menit
|
3.
110 /menit
|
3.
80 /menit
|
|
Mean
= 68,6 /menit
|
Mean
= 103 /menit
|
Mean
= 73 /menit
|
|
Duduk
|
1.
80 /menit
|
1.
110 /menit
|
1.
80 /menit
|
2.
85 /menit
|
2.
110 /menit
|
2.
80 /menit
|
|
3.
76 /menit
|
3.
100 /menit
|
3.
80 /menit
|
|
Mean
= 80,3 /menit
|
Mean
= 106,6 /menit
|
Mean
= 80 /menit
|
|
Berdiri
|
1.
68 /menit
|
1.
90 /menit
|
1.
70 /menit
|
2.
60 /menit
|
2.
100 /menit
|
2.
80 /menit
|
|
3.
55 /menit
|
3.
100 /menit
|
3.
80 /menit
|
|
Mean
= 61 /menit
|
Mean
= 96,6 /menit
|
Mean
=76,6/menit
|
3. Data Pengaruh
Aktifitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
WAKTU
|
DENYUT
NADI
|
TEKANAN
SISTOLIK (AUSKULTASI)
|
TEKANAN
DIASTOLIK (AUSKULTASI)
|
PRA
LATIHAN
|
|||
1.
70 / menit
|
1.
90 mmHg
|
1.
70 mmHg
|
|
2.
76 / menit
|
2.
100 mmHg
|
2.
70 mmHg
|
|
3.
71 / menit
|
3.
100 mmHg
|
3.
80 mmHg
|
|
Mean
= 72 / menit
|
Mean
= 96 / menit
|
Mean
= 73 / menit
|
|
PASCA
LATIHAN
|
|||
menit
ke – 1
|
103
/ menit
|
110
/ menit
|
60
/ menit
|
menit
ke – 3
|
76
/ menit
|
100
/ menit
|
50
/ menit
|
menit
ke – 5
|
71
/ menit
|
100
/ menit
|
40
/ menit
|
menit
ke – 7
|
64
/ menit
|
90
/ menit
|
50
/ menit
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kami melakukan beberapa percobaan
diantaranya, yaitu memeriksa denyut nadi, pengukuran tekanan darah secara
palpasi dan auskultasi dengan pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan
tekanan darah, serta pengaruh aktivitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan
darah. Pada percobaan ini kami menggunakan arteri radialis dextra dan arteri
brachialis dextra karena denyut pada tempat tersebut sangat besar sekali.
A. Memeriksa Denyut Nadi
Percobaan
ini dilakukan tiga kali. Percobaan sampai ketiga menghasilkan denyut nadi
berturut-turut sebesar 68 kali/menit, 68 kali/menit, dan 70 kali/menit dengan
mean sebesar 68,66 kali/menit.
B. Pengukuran Tekanan Darah secara Palpasi
Percobaan ini dilakukan tiga kali. Percobaan pertama
sampai ketiga menghasilkan tekanan darah sistolik berturut-turut sebesar 110
mmHg, 90 mmHg, dan 90 mmHg dengan mean sebesar 96,67 mmHg.
C. Pengukuran Tekanan Darah secara Auskultasi
Percobaan ini dilakukan tiga kali. Percobaan pertama
sampai ketiga menghasilkan tekanan darah sistolik dan diastolik berturut-turut
sebesar 100/70 mmHg, 100/70 mmhg, 110/80 mmHg dengan mean sebesar 103/73 mmHg.
Pada percobaan ini, kami memberikan 3 perlakuan yaitu
berbaring telentang, duduk, dan berdiri dimana masing-masing perlakuan
dilakukan 3 kali percobaan. Denyut nadi pada saat berbaring telentang 3 kali berturut-turut
sebesar 68 kali/menit, 68 kali/menit, dan 70 kali/menit dengan hasil mean 68,67
kali/menit. Denyut nadi pada saat duduk 3 kali berturut-turut sebesar 80
kali/menit, 85 kali/menit, dan 76 kali/menit dengan hasil mean sebesar 80,3
kali/menit. Denyut nadi pada saat berdiri 3 kali berturut sebesar 68
kali/menit, 60 kali/menit, 55 kali/menit dengan hasil mean sebesar 61
kali/menit. Tekanan darah sistolik dan diastolik pada posisi berbaring
terlentang 3 kali berturut-turut sebesar 100/70 mmHg, 100/70 mmHg, dan 110/80
mmHg dengan hasil mean sebesar 103/73 mmHg. Tekanan darah pada posisi duduk 3
kali berturut-turut sebesar 110/80 mmHg, 110/80 mmHg, 100/80 mmHg dengan hasil
mean sebesar 107/80 mmHg. Dan tekanan darah pada berdiri 3 kali berturut-turut
sebesar 90/70 mmHg, 100/80 mmHg, 100/80 mmHg dengan hasil mean sebesar 97/77
mmHg.
Dari data diatas pengaruh tubuh yang menghasilkan denyut
nadi paling tinggi adalah posisi duduk.
D. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi terhadap
Tekanan Darah.
Pada saat pra
latihan, percobaan denyut nadi dan tekanan darah dilakukan 3 kali yaitu pada
denyut nadi dihasilkan 70 kali/menit, dan 71 kali/menit dengan hasil mean sebesar
72 kali/menit sedangkan pada tekanan darah dihasilkan tekanan sistolik dan
diastolik sebesar 90/70 mmHg, 100/70 mmHg dan 100/80 mmHg dengan hasil mean
sebesar 96/73 mmHg.
Setelah melakukan aktifitas denyut nadi yang dihasilkan
dalam menit ke 1,3,5,7 berturut-turut adalah 103,76,71,64 kali/menit sedangkan
pada tekanan darah dihasilkan 110,100,90,90 untuk tekanan sistolik dan
60,50,40,50 menunjukkan bahwa denyut nadi dan tekanan darah akan meningkat
setelah kita melakukan aktivitas.
BAB V
KESIMPULAN
Denyut
nadi dan tekanan darah dapat meningkat pada posisi tubuh duduk, karena pada
posisi terlentang menuju ke posisi duduk memerlukan energi dan keseimbangan
tubuh, sehingga tekanan darah dan denyut meningkat.
Denyut
nadi dan tekanan darah dapat meningkat jika kita melakukan aktivitas, karena
kerja jantung memompa darah lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
telah banyak terpakai pada saat melakukan aktivitas. Oleh karena itu, setelah
selesai melakukan aktifitas denyut nadi bertambah untuk memenuhi kebutuhan
oksigen kemudian denyut nadi semakin lama semakin menurun hingga kembali normal
karena otot sudah tidak berkontraksi lagi dan tidak memerlukan energi lagi
sehingga kebutuhan oksigen berkurang, denyut nadi dan tekanan darah kembali
normal.
Referensi
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta :
Buku kedokteran EGC.
Guyton&Hall.2007. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran.
Anatomi
dan Fisologi untuk Pemula, Jakarta : Buku Kedokteran EGC
No comments:
Post a Comment