Sunday, 26 January 2014

Urin (part 3)


Macam-macam Pemeriksaan 
1.    Derajat Keasaman (pH)
    Pengamatan ini digunakan kertas lakmus biru dan merah yang dicelupkan pada bahan.
Dimana  kertas lakmus merupakan indikator penentuan asam dan basa pada suatu bahan. Lakmus yang berubah warna menjadi merah, menunjukkan bahan tersebut bersifat asam, sedangkan yang berubah menjadi warna biru, bersifat basa. Derajat keasaman bahan dapat diamati dengan kertas universal yang dicelupkan pada bahan.
2. Uji benedict semikuantitatif
Prinsip kerja dari uji benedict semi kuantitatif ini adalah pereaksi benedict yang mengandung kuprisulfat dalam suasana basa akan tereduksi oleh gula yang menpunyai gugus aldehid atau keton bebas (misal oleh glukosa). Dalam suasana Alkalis sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan diskarida kecuali Sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji Benedict. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan memebentuk cupro oksida (Cu2O) yang berwarna hijau merah orange atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi.
Normalnya glukosa tidak ada atau ada tapi dalam jumlah yang sangat kecil di dalam urin. Ketika tingkat glukosa dalam darah in melebihi batasan gula ginjal (160-180 mg/dl) maka glukosa mulai nampak dalam urin. Kehadiran glukosa dalam urin (glucosuria) merupakan indikasi adanya penyakit diabetes mellitus (Anonim, 2012)

3. Uji Heller
Uji ini dilakukan dengan mencampurkan bahan dengan HNO3 pekat sehingga hasilnya akan terbentuk cincin yang berwarna putih pada permukaan larutan. Protein jika terkena asam pekat (HNO3) akan terjadi denaturasi protein di permukaan, tetapi jika berlangsung lama, denaturasi akan berlangsung terus-menerus sampai cincin putih menghilang.
4.    Uji Koagulasi panas
Uji ini dapat digunakan untuk menentukan adanya protein secara kualitatif dan cepat. Protein akan terkoagulasi akibat panas.
5. Uji Gerhardt
Uji ini didasarkan pada reaksi antara asam aseto asetate dan ferri klorida yang menyusun zat berwarna seperti anggur (warna merah coklat). Asam aseto asetat sampai pengenceran 1:1000 dapat dinyatakan oleh reaksi ini (jauh kurang peka dari reaksi rothera), sedangkan acetone dan asam beta hidroksibutirat tidak bereaksi.
Reaksi yang sebenarnya terjadi sebenarnya belum diketahui, mungkin terjadi oksidasi aseto asetat oleh FeCl3.
6. Uji Rothera
Na-nitropusspid ( Na-nitroferisianida) dalam suasana asam akan pecah menjadi Na4Fe(CN)6-NaNO2 dan Fe(OH)3 yang merupakan oksidator kuat. Aseto asetat dan aseton akan dioksidasi dan membentuk kompleks berwarna merah jingga sampai ungu. Agar kompleks ini stabil , diperlukan larutan penyangga, yaitu : (NH4)2SO4
77.      Percobaan Kreatinin Urin
Reaksi antara kreatinin dengan pikrat dalam suasana basa, membentuk kompleks kreatinin pikrat berwarna jingga. Metode ini didasarkan pada pembentukan senyawa berwarna merah–oranye yang terjadi antara asam pikrat dengan kreatinin dalam suasana basa (Siangproh et al.,2009).
88.      Pemeriksaan Urobilinogen
Urobilinogen dengan para-aminobenzaldehide dalam suasana asam akan terbentuk senyawa azo yang berwarna merah. Dalam keadaan normal kadar urobilinogen berkisar antara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl urin. Peningkatan ekskresi urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran empedu atau proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh.
99.      Uji Fehling
Prinsip uji fehling yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa (kupro sulfat) Cu2SO4 menjadi Cu2O (endapan merah bata) setelah dipanaskan dalam suasana basa.

No comments: