Monday, 23 September 2013

Mimpi

Malam itu, ku melaju tak tahu arah. Menyusuri gelapnya sinar sang bulan, jalan setapak terlihat menuju ke angkasa. Angin melambai-lambai menusuk hingga ke ventrikel, melambatkan langkahku tuk segera ke pemberhentian. Kicauan sang owl pun tak sengaja beberapa kali ku dengar, makin menggigil saja di malam yang hening ini. Sambil ku usap rambutku tuk trus melaju sambil  sesekali bersedekap tuk menghilangkan rasa dingin. Butuh keberanian ekstra keras untuk mencoba melangkah maju trus menyusuri jalan yang sesekali tak terlihat. Gunung pegunungan mengernyitkan puncaknya seolah tak ingin ku lewati, hampir menyeberang lintas dimensi. Dimensi yang tak seorang pun mengerti. Dipenuhi dengan butiran-butiran mimpi yang trus terngiang-ngiang dan hanya terlihat dikala malam hari. Tentu hanya orang-orang khusus bin terpilih yang dapat melihat jalan ini, orang-orang dengan memiliki mimpi tinggi dan slalu bermimpi setiap hari tuk menciptakan imajinasinya.
Ku intip ke dalam terlihat sesosok perempuan berambut panjang dengan paras yang manis tur elegant dengan baju terusan yang dipakainya. Aku hanya tersipu malu setelah sampainya di dimensi itu, tak mampu ku terucap hanya desiran nafas yang menggebu-nggebu terisak di telinga. Perempuan itu mendekati hingga sampai tangannya dijulurkan tepat di kedua pipiku, ku tetap menunduk tak berani ku menatapnya. Perempuan tu berkata, “ini mama sayang”. “mama?”, pikirku tak lama langsung ku dongakkan kepalaku ternyata yang terlihat langit-langit kamarku. “ma, engkaulah orang yang ingin ku peluk sambil bercerita gelapnya hidup ini, bercerita tentang mimpi-mimpiku ma dengan seabrek praktikum yang menggetirkan kaki hingga kesemutan”.  Ternyata aku hanya bermimpi, bermimpi dikala semuanya teratapi sebagai seorang mahasiswa yang merindukan sang mama. (ingincepatpulang)

No comments: