1.1.2.
Hukum Perbandingan Tetap (Proust, 1799)
Proust merumuskan
pernyataan yang disebut Hukum Perbandingan tetap yang berbunyi :
”Pada setiap reaksi kimia, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah tertentu zat
lain selalu tetap.”
Atau
”Suatu senyawa murni selalu terdiri atas unsur-unsur yang sama / yang
tergabung dalam perbandingan massa yang tetap.”
Contoh :
Air mengandung : Hidrogen 11,19%
Oksigen 88,81%
Jadi jumlah
oksigen yang tergabung dengan 1 gram hidrogen dalam air adalah 8 gram.
Penyimpangan
Hukum Susunan Tetap
Isotop
Terdapat dua atom
senyawa dengan dua macam perbandingan berat misalnya air (perbandingan berat
oksigen-hidrogen 8:1) dan ”air berat” (perbandingan berat oksigen-hidrogen
8:2), menunjukkan penyimpangan dari Susunan tetap.
Senyawa
non-stoikiometri
Komposisi
rata-rata Ti0 berkisar dari Ti0,70 ke Ti0o. Senyawa semacam ini (PbSi1,14 dan
UO2,12) yang menyimpang dari hukum susunan tetap disebut Non-Daltonion,
Bertholide, atau Non-Stoikiometrik.
1.1.3.
Hukum Kelipatan Perbandingan
(Hukum Perbandingan berganda)
”Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan
massa dari unsur yang satu, yang bersenyawa dengan unsur lain yang tertentu
massanya, merupakan bilangan bulat dan sederhana.”
Sampai kini
hukum ini masih dapat diterima, tetapi perlu dikoreksi mengenai bilangan
sederhana. Jika perbandingan itu bilangan sederhana (1,2,3,4,5) beraaarti rumus
senyawa juga sederhana, seperti ,, dan . Akan tetapi kini ditemukan senyawa
dengan bilangan besar, seperti (sukrosa) dan (asam arakidonat).
1.1.4.
Hukum Perbandingan Timbal-Balik (Richter, 1792)
”Jika ada unsur A dan B masing-masing bereaksi dengan unsur C yang massanya
sama membentuk AC dan BC, maka perbandingan dengan massa A dan massa B dalam
membentuk AB adalah sama dengan perbandingan massa A dan massa B ketika membentuk
AC dan BC atau kelipatan dan perbandingan ini.”
1.1.5
Hukum Perbandingan Setara
Dari hukum
timbal balik dan hukum perbandingan berganda,lahir Hukum Perbandingan Setara
dan Pengertian Massa Ekivalen.
Hukum
perbandingan setara berbunyi :
” Bila suatu unsur bergabung dengan unsur lain, maka perbandingan kedua unsur
tersebut adalah sebagai perbandingan massa ekivalennya atau suatu kelipatan
sederhana dari padanya.”
Massa
Ekivalen (berat ekivalen)suatu unsur adalah massa unsur tersebut yang bereaksi
dengan 8.000 gram oksigen atau setara dengan ini, misalnya 1,008 g hidrogen
atau 35,5 g klor.
1.1.6
Hukum Penyatuan Volume (Gay-Lussac, 1908)
“Pada kondisi Temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas
pereaksi dan gas-gas produk reaksi merupakan bilangan bulat dan mudah.”
Hidrogen +
oksigen → uap air
2
vol 1
vol 2 vol
Hidrogen +
nitrogen → amonia
3
vol
1 vol 2 vol
Pada suatu
persamaan reaksi yang sudah setara,
(g)
+ (g) → 4 (g) + (g)
Dua
volume bereaksi dengan lima volume menghasilkan empat
volume (g).
Untuk semua gas
dapat menggunakan semua macam satuan volume asalkan memakai satuan volume yang
sama untuk gas-gas itu.
1.1.7.
Hukum Avogadro (1911)
Hukum Avogadro berbunyi :
“Pada temperature dan tekanan yang sama, volume yang sama dari semua gas
mengandung jumlah molekul yang sama.”
Hukum ini
mula-mula dikenal sebagai hipotesis Avogadro dan tidak diakui
selama kurang lebih satu abad.
Pada tahun
1827 telah dibuktikan bahwa kebanyakan gas adalah diatomik, namun pada tahun
yang sama Jean Baptiste Damas
mebuktikan bahwa uap mercuri adalah monotoatomik (Hg) dan uap belerang adalah
okta atomik (S8).
Meskipun hipotesis Avogadro lahir pada tahun
1911, namun setelah hampir setengah abad yaitu pada tahun 1858, hipotesis ini
dapat diterima dan menyumbangkan berbagai gagasan untukperkembangan massa atom
relatif, keatoman dan massa molekul relatif, sehingga sejak ini disebut Hukum
Avogadro.
No comments:
Post a Comment