Tuesday, 13 August 2013

STOKIOMETRI (part 2)

1.1.2. Hukum Perbandingan Tetap (Proust, 1799)
Proust merumuskan pernyataan yang disebut Hukum Perbandingan tetap yang berbunyi :
            ”Pada setiap reaksi kimia, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah tertentu zat lain selalu tetap.”
Atau
            ”Suatu senyawa murni selalu terdiri atas unsur-unsur yang sama / yang tergabung dalam perbandingan massa yang tetap.”
Contoh :
            Air mengandung : Hidrogen 11,19%
                                          Oksigen 88,81%
Jadi jumlah oksigen yang tergabung dengan 1 gram hidrogen dalam air adalah 8 gram.
Penyimpangan Hukum Susunan Tetap
Isotop
Terdapat dua atom senyawa dengan dua macam perbandingan berat misalnya air (perbandingan berat oksigen-hidrogen 8:1) dan ”air berat” (perbandingan berat oksigen-hidrogen 8:2), menunjukkan penyimpangan dari Susunan tetap.
Senyawa non-stoikiometri
Komposisi rata-rata Ti0 berkisar dari Ti0,70 ke Ti0o. Senyawa semacam ini (PbSi1,14 dan UO2,12) yang menyimpang dari hukum susunan tetap disebut Non-Daltonion, Bertholide, atau Non-Stoikiometrik.
1.1.3. Hukum Kelipatan Perbandingan
         (Hukum Perbandingan berganda)
            ”Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan massa dari unsur yang satu, yang bersenyawa dengan unsur lain yang tertentu massanya, merupakan bilangan bulat dan sederhana.”
Sampai kini hukum ini masih dapat diterima, tetapi perlu dikoreksi mengenai bilangan sederhana. Jika perbandingan itu bilangan sederhana (1,2,3,4,5) beraaarti rumus senyawa juga sederhana, seperti ,, dan . Akan tetapi kini ditemukan senyawa dengan bilangan besar, seperti  (sukrosa) dan  (asam arakidonat).
1.1.4. Hukum Perbandingan Timbal-Balik (Richter, 1792)
            ”Jika ada unsur A dan B masing-masing bereaksi dengan unsur C yang massanya sama membentuk AC dan BC, maka perbandingan dengan massa A dan massa B dalam membentuk AB adalah sama dengan perbandingan massa A dan massa B ketika membentuk AC dan BC atau kelipatan dan perbandingan ini.”
1.1.5 Hukum Perbandingan Setara
Dari hukum timbal balik dan hukum perbandingan berganda,lahir Hukum Perbandingan Setara dan Pengertian Massa Ekivalen.
Hukum perbandingan setara berbunyi :
            ” Bila suatu unsur bergabung dengan unsur lain, maka perbandingan kedua unsur tersebut adalah sebagai perbandingan massa ekivalennya atau suatu kelipatan sederhana dari padanya.”
Massa Ekivalen (berat ekivalen)suatu unsur adalah massa unsur tersebut yang bereaksi dengan 8.000 gram oksigen atau setara dengan ini, misalnya 1,008 g hidrogen atau 35,5 g klor.
1.1.6 Hukum Penyatuan Volume (Gay-Lussac, 1908)
            “Pada kondisi Temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas pereaksi dan gas-gas produk reaksi merupakan bilangan bulat dan mudah.”
Hidrogen + oksigen → uap air
2 vol            1 vol           2 vol
Hidrogen + nitrogen → amonia
3 vol                1 vol        2 vol
Pada suatu persamaan reaksi yang sudah setara,
 (g) +   (g)  →  4  (g) +   (g)
Dua volume   bereaksi dengan lima volume  menghasilkan empat volume  (g).
Untuk semua gas dapat menggunakan semua macam satuan volume asalkan memakai satuan volume yang sama untuk gas-gas itu.
1.1.7. Hukum Avogadro (1911)
         Hukum Avogadro berbunyi :
            “Pada temperature dan tekanan yang sama, volume yang sama dari semua gas mengandung jumlah molekul yang sama.”
Hukum ini mula-mula dikenal sebagai hipotesis Avogadro dan tidak diakui selama kurang lebih satu abad.
Pada tahun 1827 telah dibuktikan bahwa kebanyakan gas adalah diatomik, namun pada tahun yang sama Jean Baptiste Damas mebuktikan bahwa uap mercuri adalah monotoatomik (Hg) dan uap belerang adalah okta atomik (S8).
Meskipun hipotesis Avogadro lahir pada tahun 1911, namun setelah hampir setengah abad yaitu pada tahun 1858, hipotesis ini dapat diterima dan menyumbangkan berbagai gagasan untukperkembangan massa atom relatif, keatoman dan massa molekul relatif, sehingga sejak ini disebut Hukum Avogadro.

No comments: