Macam-macam Pemeriksaan
1.
Derajat Keasaman (pH)
Pengamatan ini digunakan
kertas lakmus biru dan merah yang dicelupkan pada bahan.
Dimana kertas lakmus
merupakan indikator penentuan asam dan basa pada suatu bahan. Lakmus yang
berubah warna menjadi merah, menunjukkan bahan tersebut bersifat asam,
sedangkan yang berubah menjadi warna biru, bersifat basa. Derajat keasaman
bahan dapat diamati dengan kertas universal yang dicelupkan pada bahan.
2. Uji benedict
semikuantitatif
Prinsip
kerja dari uji benedict semi kuantitatif ini adalah pereaksi benedict yang
mengandung kuprisulfat dalam suasana basa akan tereduksi oleh gula yang
menpunyai gugus aldehid atau keton bebas (misal oleh glukosa). Dalam suasana
Alkalis sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi. Semua
monosakarida dan diskarida kecuali Sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif
bila dilakukan uji Benedict. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan
memebentuk cupro oksida (Cu2O) yang berwarna hijau merah orange atau
merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi.
Normalnya
glukosa tidak ada atau ada tapi dalam jumlah yang sangat kecil di dalam urin.
Ketika tingkat glukosa dalam darah in melebihi batasan gula ginjal (160-180
mg/dl) maka glukosa mulai nampak dalam urin. Kehadiran glukosa dalam urin
(glucosuria) merupakan indikasi adanya penyakit diabetes mellitus (Anonim,
2012)
3. Uji Heller
Uji ini
dilakukan dengan mencampurkan bahan dengan HNO3 pekat sehingga
hasilnya akan terbentuk cincin yang berwarna putih pada permukaan larutan. Protein
jika terkena asam pekat (HNO3) akan terjadi denaturasi protein di permukaan,
tetapi jika berlangsung lama, denaturasi akan berlangsung terus-menerus sampai cincin
putih menghilang.
4.
Uji Koagulasi panas
Uji ini
dapat digunakan untuk menentukan adanya protein secara kualitatif dan cepat.
Protein akan terkoagulasi akibat panas.
5. Uji Gerhardt
Uji ini
didasarkan pada reaksi antara asam aseto asetate dan ferri klorida yang
menyusun zat berwarna seperti anggur (warna merah coklat). Asam aseto asetat
sampai pengenceran 1:1000 dapat dinyatakan oleh reaksi ini (jauh kurang peka
dari reaksi rothera), sedangkan acetone dan asam beta hidroksibutirat tidak
bereaksi.
Reaksi
yang sebenarnya terjadi sebenarnya belum diketahui, mungkin terjadi oksidasi
aseto asetat oleh FeCl3.
6. Uji
Rothera
Na-nitropusspid
( Na-nitroferisianida) dalam suasana asam akan pecah menjadi Na4Fe(CN)6-NaNO2
dan Fe(OH)3 yang merupakan oksidator kuat. Aseto asetat dan aseton akan
dioksidasi dan membentuk kompleks berwarna merah jingga sampai ungu. Agar
kompleks ini stabil , diperlukan larutan penyangga, yaitu : (NH4)2SO4
77.
Percobaan Kreatinin Urin
Reaksi
antara kreatinin dengan pikrat dalam suasana basa, membentuk kompleks kreatinin
pikrat berwarna jingga. Metode ini
didasarkan pada pembentukan senyawa berwarna merah–oranye yang terjadi antara
asam pikrat dengan kreatinin dalam suasana basa (Siangproh et al.,2009).
88.
Pemeriksaan Urobilinogen
Urobilinogen dengan para-aminobenzaldehide dalam suasana asam akan
terbentuk senyawa azo yang berwarna merah. Dalam keadaan normal kadar
urobilinogen berkisar antara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl urin. Peningkatan ekskresi
urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran empedu atau
proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh.
99.
Uji Fehling
Prinsip uji fehling yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk
mereduksi senyawa (kupro sulfat) Cu2SO4 menjadi Cu2O
(endapan merah bata) setelah dipanaskan dalam suasana basa.