Friday 25 October 2013

Karbohidrat dan Lipid (part 2)



PEMBAHASAN

ANALISIS KARBOHIDRAT
1.      Uji Molish
      Uji molish merupakan uji umum untuk karbohidrat dan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya karbohidrat dalam sampel. Karbohidrat merupakan senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural yang tersubsitusi seperti hidroksimetil furfural. Pada asam kuat yang pekat monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan alfa naftol dan membentuk cincin berwarna ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan alfa naftol.
      Dari percobaan tersebut dihasilkan adanya cincin ungu pada larutan glukosa, sukrosa, dan pati. Sedangkan pada larutan mentega dan putih telur, tidak menghasilkan cincin warna ungu.

2.      Uji Benedict
Dari percobaan diatas dihasilkan larutan glukosa dan fruktosa menghasilkan endapan warna hijau. Sedangkan, larutan sukrosa, amilum dan laktosa tidak menghasilkan endapan warna hijau melainkan tetap berwarna biru. Hal ini disebabkan karena larutan glukosa mengandung aldehid.
Fruktosa memiliki sifat mereduksi karena memiliki gugus alpha yang mehidroksi  keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa. suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict yaitu menghasilkan warna hijau.
Sedangkan larutan sukrosa, laktosa dan amilum tidak mengandung sifat merduksi karena dari hasil percobaan bahwa larutan sukrosa, laktosa, dan amilum tidak menghasilkan endapan warna hijau.



3.      Uji Barfoed
Uji ini digunakan untuk mendeteksi monosakarida yang terdapat dalam disakarida. Pereaksi barfoed dapat bereaksi positif dengan karbohidrat yang memiliki gula pereduksi dan pada suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula pereduksi monosakarida daripada disakarida, sehingga menghasilkan (kupro oksida) CuO2 berwarna merah bata.
4.      Uji Fehling
Prinsip uji fehling sama dengan uji barfoed dan uji benedict yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa (kupro sulfat) Cu2SO4 menjadi Cu2O (endapan merah bata) setelah dipanaskan sesudah dipanaskan dalam suasana basa.
5.      Uji Seliwanof
Dari percobaan diatas dihasilkan larutan fruktosa dan sukrosa menghasilkan perubahan warna larutan menjadi merah. Sedangkan pada larutan laktosa terjadi perubahan warna menjadi jingga cerah, dan pada larutan glukosa terjadi larutan bening agak kekuningan.
Pemanasan dan penambahan alkohol akan mengakibatkan terdehidrasinya fruktosa menjadi hidroksimetilfurfural yang bereaksi dengan resorsinol yang terdapat di dalam Reagen Seliwanof. Resorsinol akan bereaksi dengan hidroksimetilfurfural yang terbentuk dari reaksi gugus keton dengan selliwanof. Gugus keton tersebut berasal dari fruktosa. Sedangkan di dalam glukosa tidak terdapat keton, melainkan aldehid. Oleh karena itu pada tabung berisi glukosa tidak terjadi perubahan warna karena dengan tidak adanya gugus keton, maka resorsinol tidak bereaksi dan tidak terjadi senyawa yang berwarna merah.
Pada sukrosa, proses pemanasan dan suasana asam menyebabkan sukrosa terhidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa dimana fruktosa mempunyai gugus keton yang bereaksi dengan uji selliwanof. Sedangkan pada tabung yang diisi laktosa meski terjadi hidrolisis namun laktosa merupakan polisakarida yang merupakan gabungan dari galaktosa+glukosa dan tidak mempunyai gugus keton.




6.      Uji Iod
Larutan pati akan berekasi dengan iod membentuk warna biru karena iod masuk kedalam kumparan molekul pati. Senyawa ini hanya stabil dalam larutan dingin. Pada pemanasan warna biru akan hilang karena molekul pati merenggang sehingga iod akan lepas dari kumparan pati, tapi akan kembali menjadi biru jika didinginkan. Amilosa akan memberikan warna yang lebih biru jika dibandingkan dengan menarik air amilopektin.
7.      Presipitasi Polisakarida
      Alkohol bersifat bisa menarik air, sehingga bersifat presipitas


ANALISIS LIPID
1.      Kelarutan Lemak dan Asam Lemak
Senyawa golongan lipid mempunyai sifat kelarutan yang berbeda. Lipid larut dalam pelarut organik non polar dan pelarut polar yang dipanaskan. Sifat ini digunakan untuk mengekstrasi dan mengisolasi lipid dari berbagai bahan biologis. Hampir semua jenis lipid, yaitu lemak dan minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air, namun larut dalam pelarut non polar seperti kloroform. Asam oleat dan gliserol larut dalam air maupun alkohol. Hal ini disebabkan karena pada gliserol dan asam oleat mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol. Lemak hewan dan minyak kelapa tengik dapat terdispersi menjadi misel yang megubah asam-asam lemak penyusunnya menjadi sabun.
2.      Uji Akrolein
Lemak akan terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol lebih cepat tengik daripada minyak karena gliserol mengalami dehidrasi menjadi akrolein, sedangkan asam lemak akan mengalami oksidasi menjadi keton dan aldehida. Minyak kelapa harus mengalami hidrolisis terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan dasar teori yang digunakan menurut Riawan (1990) yang menyatakan bahwa penyebab ketengikan antara lain adanya auto-oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri (jasad renik).
Pada hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak/minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol. Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein aldehida





3.      Uji Saponin
Uji ini digunakan untuk menentukan adanya saponin dalam suatiu bahan dengan terbentuknya sabun/busa. Bila lipid dipanaskan dalam alkali akan terlepas asam lemak dan gliserol. Alkali berikatan ester dengan sam lemak membentuk sabun yang berbusa bila dikocok dengan air. Bilangan penyabunan adalan jumlah miligran KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak hasil hidrolisis dari satu gram lipid.

4.      Uji Ketidakjenuhan (IOD)
Reaksi ini digunakan untik menentukan ikatan rangkap dalam suatu bahan atau asam lemak. Iod akan mengadisi ikatan rangkap sehingga warna pereaksi tidak terlihat.

5.      Uji Liebermann-Burchad
Kolestrol akan larut dalm kloroform dan bereksi dengan asam kuat membentuk kompleks warna.





DAFTAR PUSTAKA

Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga



No comments: