Tuesday 9 July 2013

Denyut Nadi dan Tekanan Darah



BAB I
PENDAHULUAN
        Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Satuan tekanan yang standar hampir selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa (mmHg) karena manometer air raksa telah dipakai sejak lama sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan darah. Bila seseorang mengatakan bahwa takanan dalam pembuluh darah 50 mmHg, hal itu berarti bahwa daya yang dihasilkan cukup untuk mendorong kolam air raksa melawan gravitasi sampai tinggi 50 milimeter.  Bila tekanan adalah 100 mmHg, kolam air raksa akan didorong setinggi 100 milimeter
        Aliran darah berarti jumlah darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu di sirkulasi darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu, sirkulasi dalam periode waktu tertentu. Biasanya aliran darah dinyatakan dalam milliliter per menit atau liter per menit, tetapi dapat juga dinyatakan dalam milliliter per detik atau setiap satuan aliran lainnya.
        Secara keseluruhan aliran darah pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan istirahat adalah sekitar 5000 ml/menit. Aliran darah ini disebut curah jantung karena merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya.
        Kecepatan aliran darah yang melewati sebagian besar jaringan dikendalikan oleh respon dari kebutuhan jaringan terhadap zat makanan. Jantung dan sirkulasi selanjutnya dikendalikan untuk memenuhi curah jantung dan tekanan arteri yang sesuai agar aliran darah yang mengalir di jaringan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
        Fungsi arteri adalah untuk mentraspor darah ke jaringan dibawah tekanan yang tinggi. Karena alasan inilah, arteri mempunyai dinding pembuluh darah yang kuat, dan darah mengalir dengan kecepatan yang tinggi di arteri.
Arteriol merupakan cabang-cabang kecil yang terakhir dari sistem arteri dan berfungsi sebagai saluran kendali untuk menentukan darah yang akan dilepaskan ke kapiler. Arteriol memiliki dinding otot yang kuat sehingga dapat menutup arteriol secara total, atau dengan berelaksasi dapat mendilatasi arteriol hingga beberapa kali lipat, sehingga mempunyai kemampuan untuk sangat mengubah aliran darah di dasar setiap jaringan sebagai respon terhadap kebutuhan jaringan.
     Fungsi kapiler adalah untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormone, dan bahan-bahan lainnya antara darah dan cairan interstisal. Untuk dapat melakukan peran ini, dinding kapiler bersifat sangat tipis dan memiliki banyak pori-pori kapiler yang kecil, yang permeable terhadap air dan zat bermolekul kecil lainnya.
      Venula mengumpulkam darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung menjadi vena yang semakin besar.
     Vena berfungsi sebagai saluran untuk mengangkut darah dari venula kembali ke jantung yang sama pentingnya, vena berperan sebagai penampung utama darah ekstra. Karena tekanan di sistem vena sangat rendah, dinding vena sangat tipis. Meskipun demikian, dindingnya mempunyai otot yang cukup untuk dapat berkontraksi atau melebar, dan dengan demikian dapat berperan sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan, baik dalam jumlah kecil atau besar, bergantung pada kebutuhan sirkulasi.
Sekitar 84% dari seluruh volume darah di dalam tubuh terdapat di sirkulasi sistemik, dan 16%  di dalam jantung dan paru. Dari 84% di sirkulasi sistemik, 64 % di vena, 13% di arteri dan 7% di arteriol sistemik dan kapiler. Jantung mengandung 7% darah sedangkan pembuluh darah paru mengandung 9%.
       Yang sangat mengherankan adalah randahnya volume darah di kapiler. Padahal, disinilah terjadinya fungsi yang paling penting dari sirkulasi, yaitu zat-zat berdifusi keluar dan masuk antara darah dan jaringan.
Bila semua pembuluh darah sistemik dari masing-masing jenis di sejajarkan maka rata-ratanya menunjukan bahwa luas penampang vena jauh lebih besar daripada arteri yaitu 250 dengan 40 yang dimana rata-ratanya sekitar empat kali dari arteri yang sepadan. Hal ini menunjukkan mengapa penyimpanan darah terjadi lebih banyak di sistem vena dibandingkan dengan sistem arteri.
        Karena volume darah yang sama harus mengalir melewati setiap bagian sirkulasi dalam setiap menitnya, kecepatan aliran darah berbanding terbalik dengan luar penampang pembuluh darah. Jadi, dalam keadaan istirahat, kecepatan rata-rata sekitar 33cm/detik di aorta, tetapi hanya 1/1000 kecepatannya di kapiler, sekitar 0,3 mm/detik. Akan tetapi karena kapiler mempunyai panjang hanya 0,3 mm samapai 1 milimeter, darah hanya berada di kapiler selama 1 sampai 3 detik.
         Karena jantung memompa darah secara kontinu ke dalam aorta, tekanan rata-rata aorta menjadi tinggi, rata-rata sekitar 100 mmHg. Demikian juga, karena pemompaan oleh jantung bersifat pulsatil, tekanan arteri berganti-ganti antara tekanan sistolik 120 mmHg dan nilai diastolik 80 mmHg.
      Tekanan Sistolik adalah tekanan darah yang terukur saat jantung berdetak atau memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan Tekanan Diastolik adalah tekanan darah yang terukur saat jantung istirahat diantara diastolik.
         Auskultasi, adalah sebuah istilah kedokteran, di mana seorang dokter mendengarkan suara di dalam tubuh pasien. Biasanya jantung, paru, dan usus dapat diauskultasi untuk mendapatkan informasi fungsinya.
Palpasi ialah metode pemeriksaan di mana penguji merasakan ukuran, kekuatan, atau letak sesuatu (dari bagian tubuh di mana penguji ialah praktisi kesehatan) dengan cara meraba dan menekan.



HASIL PRAKTIKUM
A.  Tabel Hasil Praktikum
1. Data pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah palpasi dan tekanan darah aukultasi
Nama Manusia
Coba
Denyut Nadi
Tekanan Darah Palpasi
Tekanan Darah Auskultasi
Aprillia Winda Rahmawati
1. 68 mmHg
1. 110 mmHg
1. 100/70 mmHg
2. 68 mmHg
2. 90 mmHg
2. 100/70 mmHg
3. 70 mmHg
3. 90 mmHg
3. 110/80 mmHg
Mean
68,6 mmHg
96,6 mmHg
103/73 mmHg

2. Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Posisi Tubuh
Denyut Nadi
Tekanan Sistolik
(Auskultasi)
Tekanan Diastolik
(Auskultasi)
Berbaring Telentang
1. 68 /menit
1. 100 /menit
1. 70 /menit

2. 68 /menit
2. 100 /menit
2. 70 /menit

3. 70 /menit
3. 110 /menit
3. 80 /menit

Mean = 68,6 /menit
Mean = 103 /menit
Mean = 73 /menit
Duduk
1. 80 /menit
1. 110 /menit
1. 80 /menit

2. 85 /menit
2. 110 /menit
2. 80 /menit

3. 76 /menit
3. 100 /menit
3. 80 /menit

Mean = 80,3 /menit
Mean = 106,6 /menit
Mean = 80 /menit
Berdiri
1. 68 /menit
1. 90 /menit
1. 70 /menit

2. 60 /menit
2. 100 /menit
2. 80 /menit

3. 55 /menit
3. 100 /menit
3. 80 /menit

Mean = 61 /menit
Mean = 96,6 /menit
Mean =76,6/menit


3. Data Pengaruh Aktifitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
WAKTU
DENYUT NADI
TEKANAN SISTOLIK (AUSKULTASI)
TEKANAN DIASTOLIK (AUSKULTASI)
PRA LATIHAN

1. 70 / menit
1. 90 mmHg
1. 70 mmHg
2. 76 / menit
2. 100 mmHg
2. 70 mmHg
3. 71 / menit
3. 100 mmHg
3. 80 mmHg
Mean = 72 / menit
Mean = 96 / menit
Mean = 73 / menit
PASCA LATIHAN
menit ke – 1
103 / menit
110 / menit
60 / menit
menit ke – 3
76 / menit
100 / menit
50 / menit
menit ke – 5
71 / menit
100 / menit
40 / menit
menit ke – 7
64 / menit
90 / menit
50 / menit
       


BAB IV
PEMBAHASAN

        Pada praktikum ini kami melakukan beberapa percobaan diantaranya, yaitu memeriksa denyut nadi, pengukuran tekanan darah secara palpasi dan auskultasi dengan pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah, serta pengaruh aktivitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah. Pada percobaan ini kami menggunakan arteri radialis dextra dan arteri brachialis dextra karena denyut pada tempat tersebut sangat besar sekali.
A. Memeriksa Denyut Nadi
     Percobaan ini dilakukan tiga kali. Percobaan sampai ketiga menghasilkan denyut nadi berturut-turut sebesar 68 kali/menit, 68 kali/menit, dan 70 kali/menit dengan mean sebesar 68,66 kali/menit.
B. Pengukuran Tekanan Darah secara Palpasi
     Percobaan ini dilakukan tiga kali. Percobaan pertama sampai ketiga menghasilkan tekanan darah sistolik berturut-turut sebesar 110 mmHg, 90 mmHg, dan 90 mmHg dengan mean sebesar 96,67 mmHg.
C. Pengukuran Tekanan Darah secara Auskultasi
     Percobaan ini dilakukan tiga kali. Percobaan pertama sampai ketiga menghasilkan tekanan darah sistolik dan diastolik berturut-turut sebesar 100/70 mmHg, 100/70 mmhg, 110/80 mmHg dengan mean sebesar 103/73 mmHg.
      Pada percobaan ini, kami memberikan 3 perlakuan yaitu berbaring telentang, duduk, dan berdiri dimana masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali percobaan. Denyut nadi pada saat  berbaring telentang 3 kali berturut-turut sebesar 68 kali/menit, 68 kali/menit, dan 70 kali/menit dengan hasil mean 68,67 kali/menit. Denyut nadi pada saat duduk 3 kali berturut-turut sebesar 80 kali/menit, 85 kali/menit, dan 76 kali/menit dengan hasil mean sebesar 80,3 kali/menit. Denyut nadi pada saat berdiri 3 kali berturut sebesar 68 kali/menit, 60 kali/menit, 55 kali/menit dengan hasil mean sebesar 61 kali/menit. Tekanan darah sistolik dan diastolik pada posisi berbaring terlentang 3 kali berturut-turut sebesar 100/70 mmHg, 100/70 mmHg, dan 110/80 mmHg dengan hasil mean sebesar 103/73 mmHg. Tekanan darah pada posisi duduk 3 kali berturut-turut sebesar 110/80 mmHg, 110/80 mmHg, 100/80 mmHg dengan hasil mean sebesar 107/80 mmHg. Dan tekanan darah pada berdiri 3 kali berturut-turut sebesar 90/70 mmHg, 100/80 mmHg, 100/80 mmHg dengan hasil mean sebesar 97/77 mmHg.
Dari data diatas pengaruh tubuh yang menghasilkan denyut nadi paling tinggi adalah posisi duduk.
D. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Denyut Nadi terhadap Tekanan Darah.
     Pada saat  pra latihan, percobaan denyut nadi dan tekanan darah dilakukan 3 kali yaitu pada denyut nadi dihasilkan 70 kali/menit, dan 71 kali/menit dengan hasil mean sebesar 72 kali/menit sedangkan pada tekanan darah dihasilkan tekanan sistolik dan diastolik sebesar 90/70 mmHg, 100/70 mmHg dan 100/80 mmHg dengan hasil mean sebesar 96/73 mmHg.
      Setelah melakukan aktifitas denyut nadi yang dihasilkan dalam menit ke 1,3,5,7 berturut-turut adalah 103,76,71,64 kali/menit sedangkan pada tekanan darah dihasilkan 110,100,90,90 untuk tekanan sistolik dan 60,50,40,50 menunjukkan bahwa denyut nadi dan tekanan darah akan meningkat setelah kita melakukan aktivitas.



BAB V
KESIMPULAN
           Denyut nadi dan tekanan darah dapat meningkat pada posisi tubuh duduk, karena pada posisi terlentang menuju ke posisi duduk memerlukan energi dan keseimbangan tubuh, sehingga tekanan darah dan denyut meningkat.
           Denyut nadi dan tekanan darah dapat meningkat jika kita melakukan aktivitas, karena kerja jantung memompa darah lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang telah banyak terpakai pada saat melakukan aktivitas. Oleh karena itu, setelah selesai melakukan aktifitas denyut nadi bertambah untuk memenuhi kebutuhan oksigen kemudian denyut nadi semakin lama semakin menurun hingga kembali normal karena otot sudah tidak berkontraksi lagi dan tidak memerlukan energi lagi sehingga kebutuhan oksigen berkurang, denyut nadi dan tekanan darah kembali normal.

 Referensi

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta : Buku kedokteran EGC.

Guyton&Hall.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Anatomi dan Fisologi untuk Pemula, Jakarta : Buku Kedokteran EGC



No comments: