Sunday 21 July 2013

Seberkas Cahaya [part 1]


“PUTUS”, disusul dengan hentakan sebuah gagang telepon “prak”,,
Tut,tut,tut…..


Deru air mata pelan mengalir menetes mengaliri lantai,
serasa badan ini lumpuh, kaki seolah tak kuat menahan beratnya
raga ini seakan-akan jatuh tersungkur.
Suara yang sekian lama slalu terdengar,
slalu bersama seakan dunia hanya milik berdua,
hari ini detik ini menit ini segalanya berakhir hanya tersisa segunung kenangan yang akan disebut masa lalu.

Dialah orang yang slalu menemaniku selama 1 setengah tahun terakhir, dia merupakan orang yang saya cintai melebihi apapun. Memang benar dikatakan cinta itu buta, itu yang saya rasakan.
Waktu yang terlalu lama menutup hati akhirnya mulai terbuka dengan cahaya yang merasuk
mengintip sisi hati saya yang teramat gelap.

Hati yang selama ini kurang mengenal sang pencipta
dan bahkan terlalu sibuk berkencan dengan si doi.
Dunia tlah membutakan apa yang seharusnya tidak dilakukan, hidup adalah hidup apabila kita tidak dilanda kekelaman seperti ini mungkin kita tidak akan pernah sadar.
Keindahan alam ini,
nyawa yang kita miliki hanyalah milik sang pencipta semata.
Sedikit demi sedikit kesadaranku mulai hadir,
meski menghilangkan kebutuhan akan dia sangatlah besar
seolah seperti orang “sakau”.
Tidak hanya diri yang merasa seperti orang gila dan tidak normal, kuliah pun menjadi terbengkalai hampir 1 bulan penuh hingga mendekati UTS tanpa persiapan sama sekali.
Dunia seperti akan runtuh bila melihat keputus asaan ini,
tidak ada ujung dan tidak ada jalan keluar.
Mendekam di kesunyian jiwa menunggu
cahaya masuk merasuk jiwa.
Rasa ingin sembuh dari luka ini serta mimpi yang wajib dicapai membuat hari itu pun tiba.

No comments: